Tanah
adalah kumpulan partikel dengan ukuran beranekaragam (butiran padat disertai
air dan udara yang mengisi ruang – ruang kosong di antara partikel padat) yang berasal
dari hasil pelapukan batuan secara fisik, mekanis dan kimiawi. Istilah-istilah seperti kerikil, lanau,
lempung digunakan dalam teknik sipil untuk membedakan jenis-jenis tanah.
Tanah
terdiri dari 3 unsur: udara, air dan bahan padat. Udara dianggap tidak
mempunyai pengaruh teknis namun air sangat mempengaruhi sifat teknis tanah.
Bila rongga terisi air seluruhnya, disebut kondisi jenuh (fully saturated). Bila rongga terisi udara dan air, disebut kondisi
jenuh sebagian (partially saturated).
Tanah kering tidak mengandung air (kadar airnya sama dengan nol). Hubungan
antara kadar air, angka pori, porositas, berat volume sangat diperlukan dalam
praktik perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pondasi (Hardiyatmo, 1996).
Jenis-jenis Tanah
Berbagai usaha telah dilakukan
untuk memperoleh klasifikasi atau pengelompokan jenis tanah secara umum, yang
dapat membantu dalam memprediksi perilaku tanah ketika mengalami pembebanan.
Dalam perencanaannya, klasifikasi tanah berguna sebagai petunjuk awal dalam
memprediksi kelakuan tanah. Tanah berbutir kasar dapat diidentifikasikan
berdasarkan ukuran butiran. Menurut MIT (Massachusetts
Institute of Technology) nomenclature, kerikil adalah butiran dengan
diameter lebih besar dari 2 mm. Pasir adalah butiran yang ukurannya kurang dari
2 mm, masih dapat dilihat oleh mata. Tanah pasir disebut pasir kasar jika
diameter butiran berkisar 0,6 s/d 2 mm, pasir sedang jika diameter butirannya
0,2 s/d 0,6 mm, pasir halus bila diameter butirannya 0,06 s/d 0,2 mm. Tanah
berbutir halus terdiri dari fraksi-fraksi tanah mikroskopis yang mengembangkan
plastisitas atau kohesi disebut lanau. Lempung adalah kumpulan butiran mineral
kristalin bersifat mikroskopis dan berbentuk serpihan-serpihan atau
pelat-pelat, butiran lempung lebih halus dari lanau.
Sifat Elastis pada Tanah
Modulus tegangan-regangan (Es), modulus geser (G’), rasio poisson (μ), dan modulus reaksi bagian bawah (ks) adalah sifat-sifat elastik yang penting. Nilai-nilai
ini umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan-perkiraan penurunan pondasi.
Modulus tegangan-regangan dapat
diperoleh dari lereng (tangen dan sekan) pada kurva tegangan-regangan pada
pengujian triaksial (Gambar Sifat-sifat elastis pada tanah).
Modulus geser (G’) umumnya dipakai pada masalah getaran untuk memperkirakan
amplitudo perpindahan dan frekuensi pondasi.. Modulus geser berhubungan dengan Es dan μ sebagai berikut:
Gs = Perbandingan tegangan geser (s) / regangan geser (Es)
Gs = ES / (2(1+μ))
Nilai rasio poisson untuk beberapa
bahan diberikan pada Tabel di bawah. Akan
tetapi, berdasarkan ulasan-ulasan di atas perhatikanlah bahwa nilai untuk tanah
itu sangat tak menentu terhadap nilai-nilai pada tabel yang umumnya
diperkirakan karena teramat susah untuk membuat penetuan μ secara langsung.
Modulus reaksi lapisan bawah (ks) dapat didefinisikan
sebagai perbandingan tegangan (∆σ)
dengan deformasi (∆δ) seperti yang
diperlihatkan.
Tabel Jangkauan
Nilai Modulus Tegangan-Regangan Statik Es
untuk beberapa jenis tanah
Tanah
|
ES
|
|
Ksf
|
MPa
|
|
Lempung
|
|
|
Sangat lunak
|
50 – 250
|
2 – 15
|
Lunak
|
100 – 500
|
5 – 25
|
Sedang
|
300 – 1000
|
15 – 50
|
Keras
|
1000 – 2000
|
50 – 100
|
Berpasir
|
500 – 5000
|
25 – 250
|
Laci es
|
|
|
Lepas
|
200 – 3200
|
10 – 153
|
Padat
|
3000 – 15000
|
144 – 720
|
Sangat padat
|
10000 – 30000
|
478 – 1440
|
Tanah lus (loss)
|
300 – 1200
|
15 – 60
|
Pasir
|
|
|
Berlanau
|
150 – 450
|
5 – 20
|
Lepas
|
200 – 500
|
10 – 25
|
Padat
|
1000 – 1700
|
50 – 81
|
Pasir dan kerikil
|
|
|
Lepas
|
1000 – 3000
|
50 – 150
|
Padat
|
2000 – 4000
|
100 – 200
|
Serpih
|
3000 – 300000
|
150 – 5000
|
Lanau
|
40 – 400
|
2 – 20
|
Sumber: Analisa dan desain pondasi, edisi 4, jilid 1, Joseph E. Bowles,
1988, hal. 94
Tabel angkauan nilai banding Poisson (μ)
Jenis tanah
|
μ
|
Lempung
jenuh
|
0,4 – 0,5
|
Lempung
tak jenuh
|
0,1 – 0,3
|
Lempung
berpasir
|
0,2 – 0,3
|
Lanau
|
0,3 – 0,35
|
Pasir
(padat) pasir berkerikil
|
0,1 – 1,00
|
Biasa dipakai
|
0,3 – 0,4
|
Batuan (Rock)
|
0,1 – 0,4 (agak
bergantung pada jenis batuan)
|
Tanah
lus
|
0,1 – 0,3
|
Es
|
0,36
|
Beton
|
0,15
|
Sumber:
Analisa dan desain pondasi, edisi 4,
jilid 1, Joseph E. Bowles, 1988, hal. 95
Gambar Sifat-sifat elastis pada tanah
Sumber: Analisa dan desain pondasi, edisi 4, jilid 1, Joseph E. Bowles,
1988, hal. 94
Tidak ada komentar:
Posting Komentar