Buku Tamu Cbox

Selasa, 02 Oktober 2012

Standar Perencanaan Irigasi (KP 03 dan KP 04)

STANDAR PERENCANAAN IRIGASI

c. KRITERIA PERENCANAAN BAGIAN SALURAN (KP – 03)
  

 DAFTAR ISI


1. PENDAHULUAN
2. DATA PERENCANAAN IRIGASI
2.1 Data Topografi
2.2 Kapasitas Rencana
2.2.1 Data rencana
2.2.2 Kebutuhan air di sawah
2.2.3 Efisiensi
2.2.4 Rotasi teknis (Sistem golongan)
2.3 Data Geoteknik
2.4 Data Sedimen

3. SALURAN TANAH TANPA PASANGAN
3.1 Perencanaan Saluran yang Stabil
3.1.1 Aliran irigasi tanpa sedimen di saluran tanah
3.1.2 Aliran irigasi bersedimen di saluran pasangan
3.1.3 Aliran irigasi bersedimen di saluran tanah
3.2 Rumus dan Kriteria Hidrolis
3.2.1 Rumus Aliran
3.2.2 Koefisien kekasaran Stricler
3.2.3 Sedimentasi 
3.2.4 Erosi
3.3 Potongan Melintang Saluran
3.3.1 Geometri
3.3.2 Kemiringan saluran
3.3.3 Lengkung saluran
3.3.4 Tinggi jagaan
3.3.5 Lebar tanggul
3.3.6 Garis sempadan saluran
3.3.7 Perencanaan saluran gendong
3.3.7.1 Gambaran Umum
3.3.7.2 Tata Cara dan Dasar Perhitungan
3.3.7.3 Dimensi Saluran Gendong
3.3.7.4 Kelemahan dan kelebihan saluran Gendong
3.4 Potongan Memanjang
3.4.1 Muka air yang diperlukan
3.4.2 Kemiringan memanjang
3.5 Sipatan Penampang Saluran Tanah

4 SALURAN PASANGAN
4.1 Kegunaan Saluran Pasangan
4.2 Jenis-jenis Pasangan
4.2.1 Lining permukaan keras
4.2.2 Tanah
4.2.3 Lining Ferrocemet
4.3 Perencanaan Hidrolis
4.3.1 Kecepatan maksimum
4.3.2 Koefisien kekasaran
4.3.3 Perencanaan untuk aliran subkritis
4.3.4 Lengkung saluran
4.3.5 Tinggi jagaan

5. TEROWONGAN DAN SALURAN TERTUTUP
5.1 Pemakaian
5.1.1 Topografi
5.1.2 Geologi
5.1.3 Kedalaman Galiani
5.1.4 Kondisi Air Tanah
5.2 Bentuk-bentuk dan Kriteria Hidrolis
5.2.1 Terowongan
5.2.1.1 Kondisi` Aliran
5.2.1.2 Bentuk potongan melintang
5.2.1.3 Ukuran miniimum
5.2.1.4 Lengkungan
5.2.1.5 Penyangga dan pasanganTerowongan
5.2.1.6 Peralihan
5.2.1.7 Penutup minimum
5.2.2 Saluran tertutup
5.2.2.1 Kondisi Alirab
5.2.2.2 Bentuk Potongan Melintang
5.2.2.3 Lengkung
5.2.2.4 Ukuran Minimum
5.3 PerencanaanHidrolis
5.3.1 Rumus aliran
5.3.2 Koefisien kekasaran dan kecepatan maksimum
5.3.3 Kemiringan hidrolis
5.3.4 Tinggi jagaan
5.3.5 Perencanaan potongan melintang
5.3.6 Kehilangan total tinggi energy
5.3.7 Kehilangan tinggi energi pada siku dan tikungan saluran tertutup


6. DATA PERENCANAAN SALURAN PEMBUANG
6.1 Data Topografi
6.2 Debit Rencana
6.2.1 Jaringan pembuang
6.2.2 Kebutuhan pembuang untuk tanaman padi
6.2.3 Kebutuhan pembuang untuk sawah nonpadi
6.2.4 Debit pembuang
6.3 Data Mekanika Tanah

7. RENCANA SALURAN PEMBUANG
7.1 Perencanaan Saluran Pembuang yang Stabil
7.2 Rumus dan Kriteria Hidrolis
7.2.1 Rumus aliran
7.2.2 Koefisien kekasaran Strickler
7.2.3 Kecepatan maksimum yang diizinkan
7.2.4 Tinggi muka air
7.3 Potongan Melintang Saluran Pembuang
7.3.1 Geometri
7.3.2 Kemiringan Talut Saluran Pembuang
7.3.3 Lengkung Saluran Pembuang
7.3.4 Tinggi Jagaan

8. PERENCANAAN SALURAN GENDONG
8.1 Gambaran Umum
8.2 Tata Cara dan Dasar Perhitungan
8.2.1 Metode Rasional
8.2.2 Metode lama Hujan dan Frekuensi Hujan
8.2.3 Metode Hidrograf Komplek

8.3 Tata Cara dan Dasar Perhitungan
8.3.1 Standar Kapasitas Saluran Gendong
8.3.2 Karakteristik Saluran Gendong
8.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Saluran Gendong

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PERISTILAHAN IRIGASI
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3

Untuk mendownload Kriteria Perencanaan Bagian Saluran (KP - 03).pdf silakan klik dibawah ini

Via Indowebster
 
 


d. KRITERIA PERENCANAAN BAGIAN BANGUNAN (KP – 04)


DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN
1.1 Ruang Lingkup1

2. BANGUNAN PENGUKUR DEBIT
2.1Umu m
2.2Alat Ukur Ambang Lebar7
2.2.1Tipe
2.2.2Perencanaan hidrolis
2.2.3Flum dasar rata
2.2.4Batas Moduler
2.2.5Besaran debit
2.2.6Papan duga
2.2.7Tabel debit
2.2.8Karakteristik Alat Ukur Ambang Lebar
2.2.9Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Alat Ukur Ambang Lebar
2.2.10Kelemahan – kelemahan yang dimiliki Alat Ukur Ambang Lebar
2.2.11 Penggunaan Alat Ukur Ambang Lebar
2.3 Orifice Constan Head
2.3.1 Alat Ukur Orifice Constan Head 
2.3.2 Bentuk Hydrolis
2.3.3 Kapasitas`dan Karakteristik
2.3.4 Perhitungan Hidrolis
2.3.5 Dimensi
2.4 Alat Ukur Throated Flum
2.4.1. Alat Ukur Long Throated Flum
2.4.1.1 Perencanaan Hidrolis
2.4.1.2 Batas Modular
2.4.1.3 Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Alat Ukur Long Throated Flume
2.4.1.4 Kelemahan-kelemahan yang dimiliki Alat Ukur Long Throated Flume
2.4.1.5 Batas Penggunaan Alat Ukur Long Throated Flum
2.4.2 . Alat Ukur Cut Throated Flum
2.4.2.1 Penentuan Debit Dalam Kondisi Aliran Bebas
2.4.2.2 Pemasangan Cut Throated Flume untuk
2.5 Alat Ukur Romijn
2.5.1Tipe-tipe Alat Ukur Romijn
2.5.2 Perenrencanaan hidrolis
2.5.3 Dimensi dan Tabel Debit Standar
2.5.4 Papan Duga
2.5.5 Karakteristik Alat Ukur Romijn
2.5.6 Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Alat Ukur Romijn
2.5.7 Kekurangan-kekurangan yang dimiliki Alat Ukur Romijn
2.5.8 Penggunaan Alat Ukur Romijn
2.6 Alat Ukur Crump de Gruyter
2.6.1 Perencanaan Hidrolis
2.6.2 Karakteristik Alat Ukur Crump de Gruyter
2.6.3 Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Alat Ukur Crump de Gruyter
2.6.4 Kelemahan-kelemahan yang dimiliki Alat Ukur Crump de Gruyter
2.6.5 Penggunaan Alat Ukur Crump de Gruyter
2.7 Neyrpic Module
2.7.1 Umum
2.7.2 Kelebihan Neyrpic Module
2.7.3 Kelemahan Neyrpic Module
2.8 Pipa Sadap Sederhana
2.8.1 Perencanaan Hidrolis
2.8.1.1Aliran Tenggelam (Sub merg ed )
2.8.1.2Aliran Jatuh Bebas ( Free fall )
2.8.2 Penggunaan Pipa Sadap Sederhana

3.BANGUNAN PENGATUR TINGGI MUKA AIR
3.1 Umum
3.2 Pintu Skot Balok
3.2.1. Perencanaan Hidrolis
3.2.2. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Pintu Skot Balok
3.2.3. Kelemahan-kelemahan yang dimiliki Pintu Skot Balok
3.3 Pintu Sorong
3.3.1 Perencanaan Hidrolis
3.3.2 Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Pintu Pembilas Bawah
3.3.3. Kelemahan-kelemahan yang dimiliki Pintu Pembilas Bawah
3.4 Pintu Radial
3.4.1 Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Pintu Radial
3.4.2 Kelemahan-kelemahan yang dimiliki Pintu Radial
3.5Mercu Tetap
3.5.1 Perencanaan Hidrolis
3.5.2 Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Mercu Tetap
3.5.3 Kelemahan kelemahan yang Mercu Tetap
3.6 Mercu Type U (Mercu Type Cocor Bebek
3.6.1 Umum
3.6.2 Perencanaan Struktur
3.6.3 Analisa Hidrolik
3.6.4 Pertimbangan Dan Persyaratan
3.7Celah Kontrol Trapesium
3.7.1 Perencanaan Hidrolis
3.7.2 Kelebihan kelebihan yang dimiliki Celah Kontrol Trapesium
3.7.3 Kelemahan-kelemahan yang dimiliki
3.8Penggunaan Bangunan Pengatur Muka Air



4. BANGUNAN BAGI DAN SADAP
4.1 Bangunan Bagi
4.2 Bangunan Pengatur
4.3 Bangunan Sadap
4.3.1 Bangunan Sadap Sekunder
4.3.2 Bangunan Sadap Tersier
4.3.3 Bangunan Bagi dan Sadap Kombinasi Sistem Proporsional
4.4 Tata Letak Bangunan Bagi dan Sadap

5. BANGUNAN PEMBAWA
5.1Pendahuluan
5.2Kelompok Sub-Kritis
5.2.1Perencanaan Hidrolis
5.2.2Kehilangan Akibat Gesekan
5.2.3Kehilangan Energi Pada Peralihan
5.2.4 Bagian Siku dan Tikungan
5.3 Standar Peralihan Saluran
5.4 Gorong-gorong
5.4.1 Umum
5.4.2 Kecepatan Aliran
5.4.3 Ukuran-ukuran Standar
5.4.4 Penutup Minimum
5.4.5 Gorong-gorong Segi Empat
5.4.6 Kehilangan Tinggi Energi untuk Gorong-gorong yang Mengalir Penuh
5.4.7 Standard Ukuran dan Penulangan Gorong-gorong Segi Empat
5.5 Sipon
5.5.1 Umum
5.5.2 Kecepatan Aliran
5.5.3 Perapat pada Lubang Masuk Pipa
5.5.4 Kehilangan Tinggi Energi
5.5.5 Kisi-kisi Penyaring
5.5.6 Pelimpah
5.5.7 Sipon Jembatan
5.6 Talang dan Flum
5.6.1 Talang
5.6.1.1 Potongan Melintang
5.6.1.2 Kemiringan dan Kecepatan
5.6.1.3 Peralihan
5.6.1.4 Tinggi Jagaan
5.6.1.5 Bahan
5.6.1.6 Standar Ukuran dan Penulangan Talang
5.6.2 Bangunan Elevated Flume
5.6.2.1 Penentuan dimensi
5.6.2.2 Daftar Dimensi Elevated Flume
5.7 Bangunan Terjun
5.7.1 Umum
5.7.2 Bagian Pengontrol
5.7.3 Bangunan Terjunan Tegak
5.7.4 Bangunan Terjunan Miring
5.8.Got Miring
5.8.1 Peralihan
5.8.2 Bangunan Pembawa
5.8.3 Aliran Tidak Stabil

6. KOLAM OLAK
6.1 Umum
6.2 Kolam Loncat Air
6.3 Kolam Olak untuk Bilangan Froude antara 2,5 dan 4,5
6.4 Kolam Olak untuk Bilangan Froude lebih dari 4,5
6.5 Kolam Vlugter
6.6 Modifikasi Peredam Energi
6.7 Lindungan dari Pasangan Batu Kosong
6.7.1 Perencanaan filter

7. BANGUNAN LINDUNG
7.1 Umum
7.2 Saluran Pelimpah
7.2.1Perencanaan Panjang Saluran
7.2.2Metode Bilangan
7.2.3Catatan
7.2.4 Metode Grafik Bangunan Pengatur- Debit
7.3Sipon Pelimpah
7.3.1 Penentuan Dimensi
7.3.2 Kavitasi
7.3.3 Type-tipe Sipon Pelimpah
7.4Pintu Pelimpah Otomatis
7.5 Bangunan Penguras
7.5.1 Pemerian (Deskripsi)
7.5.2 Kapasitas
7.5.3 Perencanaan Pintu Penguras
7.6Bangunan Pembuang Silang
7.6.1 Umum
7.6.2 Sipon
7.6.3 Gorong-gorong
7.6.4 Overchute
7.6.5 Alur Pembuang
7.7Bangunan Pengeluar Sedimen (Sediment Excluder)
7.7.1 Umum
7.7.2 Penggunaan Saluran Pengeluar Sedimen ( Sediment Excluder)
7.7.3 Menentukan Lokasi Bangunan
7.7.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Lokasi Bangunan Pengeluar Sedimen
7.7.5 Bangunan Tabung Pusaran (Vortex Tube)
7.7.6 Terowongan Penyaring Sedimen (Tunnel Sediment Excluder)

8. JALAN DAN JEMBATAN
8.1 Umum
8.2Jalan Inspeksi
8.2.1 Klasifikasi
8.2.2 Potongan Melintang
8.2.3 Trase
8.2.4 Pelaksanaan
8.2.5 Pembuang
8.3 Jembatan
8.3.1 Type
8.3.2 Pembebanan
8.3.3 Bangunan Atas
8.3.4 Pondasi dan Tiang Pancang
8.3.5 Ruang Bebas

9. BANGUNAN PELENGKAP
9.1 Tanggul
9.1.1Kegunaan
9.1.2Bahan
9.1.3Debit Perencanaan
9.1.4Tra se
9.1.5Tinggi Jagaan
9.1.6 Lebar Atas
9.1.7 Kemiringan Talut
9.1.8 Stabilitas Tanggul
9.1.9 Pembuang
9.1.10 Lindungan
9.2Fasilitas Eksploitasi
9.2.1 Komunikasi
9.2.2 Kantor dan Perumahan Staf
9.2.3 Sanggar Tani
9.2.4 Patokan Hektometer
9.2.5 Patok Sempadan
9.2.6 Pelat Nama
9.2.7 Papan Pasten
9.2.8 Papan Duga Muka Air
9.2.9 Pintu
9.2.10 AWLR
9.3 Bangunan-bangunan Lain
9.3.1 Peralatan Pengaman
9.3.2 Tempat Cuci
9.3.3 Kolam Mandi Ternak
9.4Pencegahan Rembesan
9.4.1 Umum
9.4.2 Dinding Halang
9.4.3 Koperan
9.4.4 Filter
9.4.5 Lubang Pembuang
9.4.6 Alur Pembuang

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PERISTILAHAN IRIGASI
LAMPIRAN



Untuk mendownload Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan (KP - 04).pdf silakan klik dibawah ini

Via Indowebster
 
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar